Didi Kempot atau yang bernama asli Didik Prasetya menjadi salah satu musisi terkenal untuk lagi congdut dan juga campursari khas Surakartanan. Begitu banyak karyanya yang sangat digemari tak hanya mereka oleh mereka yang seumuran dengan Didi Kempot, tapi juga anak-anak muda jaman sekarang.
Saking terkenalnya dan eksisnya beliau kemudian muncullah istilah Sobat Ambyar sebagai sebutan bagi para fans Didi Kempot. Lantas bagaimana cerita dari Didi Kempot dan Sobat Ambyar ini? Berikut ulasannya!
Asal muasal Sobat Ambyar
Jika ditilik dari KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sobat disini berarti sahabat dekat atau karib. Sedangkan untuk kata ambyar sendiri berartikan cerai-berai atau terpisah-pisah. Nah, jika dilihat dari bahasa gaul, kata ambyar memiliki arti yang cukup berbeda yakni sebagai pengekspresian terhadap rasa kecewa.
Makna ini lantas dikorelasikan dengan lagu yang dibawakan oleh Didi Kempot. Sebagaimana kita ketahui, lagu Didi Kempot lebih dominan dengan kisah patah hati yang ia alami. Bahkan karena itulah sebutan Bapak Patah Hati juga disandangkan kepada Didi Kempot.
Jadi jika dilihat dari maknanya, maka Sobat Ambyar ini dimaknai sebagai para penikmat lagu patah hati, khususnya yang dinyanyikan oleh Didi Kempot. Dan, meskipun bahasa yang digunakan dalam liriknya dominan bahasa Jawa, namun agaknya hal ini tak menjadi kendala. Terbukti lagu-lagu yang dibawakan Didi Kempot bisa diterima dan dinikmati oleh semua kalangan.
Bapak Patah Hati
Berlanjut hubungan antara Didi Kempot dan Sobat Ambyar, maka sebutan Bapak Patah Hati tentunya juga sangat familiar. Ya, pria kelahiran 31 Desember 1966 ini memang sangat ahli dalam membuat lagu galau.
Nah, tapi perlu diketahui, meskipun Didi Kempot telah lama berkecimpung dalam dunia musih sejak puluhan tahun lalu, namun gelar Godfather of Broken Heart alias Bapak Patah Hati dan munculnya komunitas Sobat Ambyar baru muncul kisaran tahun 2019 ini.
Dalam komunitas Sobat Ambyar ini nanti bisa ditemukan dua sebutan lagi yakni Sad Girls dan Sad Boys. Keduanya merujuk pada jenis kelamin dari para penggemarnya itu sendiri. Yang menjadi persamaan disini yakni keduanya dianggap sebagai golongan orang yang patah hati atau galau.