Mendengar kata pantun tentu Anda sudah tidak asing lagi. Pantun yang memiliki arti senandung atau bisa disebut puisi rakyat yang di nyanyikan. Pantun yang pertama kali muncul dalam sejarah Melayu ini memiliki kepopuleran. Dalam bahasa jawa pantun disebut Pari yang memiliki arti Paribahasa.
Pantun sering digunakan dalam permainan maupun acara penting seperti prosesi melamar. Keindahan pantun yang digunakan untuk melamar wanita ini memiliki daya tarik sendiri. Pantun melamar wanita ini menjadi daya tarik sendiri bagi para menikmatnya. Dalam beberapa adat perkawinan pantun menjadi ciri khas prosesi sakral ini.
Seperti adat pernikahan Etnis Cocos di pulau Cocos yang tinggal menetap di daerah Tawau, Sabah memiliki adat pernikahan menggunakan pantun. Pantun yang biasa disebut ‘panton’ ini adalah adat yang selalu diadakan saat pernikahan. Melestarikan adat sangatlah penting, karena kalau bukan anak muda yang melestarian patinya siap-siap dengan ucapan duka cita karena adat yang ditingalkan.
Bahkan didalam negeri sendiri ada beberapa suku yang menggunakan pantun sebagai simbol itikat baik dimulainya suatu pernikahan. Tentu pembuatan pantun melamar wanita begitu diawasi oleh tetua setempat agar terciptanya pantun yang baik dan tidak menyimpang. Salah satu adat pantun melamar wanita ini dimiliki oleh pernikahan Melayu Bengkulu.
Tidak sampai disitu, pantun melamar wanita juga dimiliki oleh adat perkawinan masyarakat Aceh Taming. Tradisi berbalas pantun di Aceh ini memiliki beberapa tahapan. Tradisi berbalas pantun ini bertujuan untuk penyampaian maksud dan tujuan calon pengantin pria datang ke rumah calon pengantin perempuan untuk melamar. Tradisi yang dimulai semenjak tahun1970an ini masih digunakan sampai sekarang.
Dalam pernikahan, pantun menjadi cara yang paling efektif digunakan dalam mengungkapkan perasaan. Baik pantun untuk melamar wanita maupun pantun pernikahan menjadi amat sangat sakral dan memberikan kenangan baik untuk pembuat acara maupun tamu undangan yang tengah hadir. Selain karena isi yang di sampaikan jelas, pantun juga tetap digunakan karena penggunaanya termasuk upaya melestarikan budaya leluhur.