Siapa bilang wisata sejarah membosankan dan bikin ngantuk? Rasa jenuh ini tidak akan Anda temui saat mengunjungi candi candi di Indonesia. Yang ada, Anda bakal takjub melihat kemegahannya.
Anda juga akan diingatkan dengan kejayaan Indonesia di masa lampau. Selain mendapatkan pengalaman menyenangkan selama liburan, rasa nasionalisme juga ikut terpupuk, kan?
Mau dikunjungi sendiri ala backpacker, oke! Datang bersama keluarga tercinta pun tak jadi masalah. Malahan, Anda bisa mengenalkan sejarah sejak dini pada anak dengan cara menyenangkan.
Candi Candi di Indonesia yang Sayang Dilewatkan Saat Liburan
Anda beruntung bisa tinggal di Indonesia yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Selain Candi Borobudur dan Prambanan yang sudah terkenal, masih banyak lainnya yang tak kalah menarik.
Ciri khas candi candi di Indonesia dan sejarahnya berbeda satu sama lain. Pantas saja jika mereka wajib Anda kunjungi saat liburan. Bahkan, bisa jadi alternatif pengisi liburan selain menonton film.
1. Candi Borobudur
Jangan mengaku orang Indonesia kalau tak kenal Candi Borobudur. Candi Buddha terbesar di dunia ini merupakan kebanggaan sekaligus ikon wisata utama Jawa Tengah. Ia pun termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Candi Borobudur juga pernah menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia. Bagaimana tidak ajaib? Bayangkan saja bagaimana mahakarya dengan luas dasar 123 m x 123 m ini bisa dibangun di abad ke-8.
Diperkirakan ada sekitar 55.000 m3 batu andesit yang digunakan untuk membangunnya. Batu-batu ini juga tak memakai semen sama sekali, tapi disatukan dengan tonjolan dan lubang agar saling mengunci.
Total luas permukaannya mencapai 2.500 m2 dengan tinggi 42 m termasuk chattra (payung susun tiga). Ia juga memiliki 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha, termasuk stupa utama yang berada di tengah bangunan.
Relief ini merupakan yang terlengkap dan terbesar di dunia. Jika disusun berjajar, panjangnya bahkan diperkirakan mencapai 6 km. Mulai dari ajaran Buddha sampai kemajuan masyarakat Jawa saat itu terekam di dalamnya.
Berdasarkan prasasti Kayumwungan, monumen ini dibangun Raja Samaratungga dari kerajaan Syailendra. Saat ini, ia menjadi salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.
Saking banyaknya pengunjung, sepatu yang mereka pakai bahkan diperkirakan bisa mempercepat keausan batu. Balai Konservasi Borobudur pun berencana membuat alas kaki khusus untuk memasuki tempat ini.
2. Candi Prambanan
Ada lagi peninggalan sejarah Indonesia yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu Candi Prambanan. Dibangun di abad ke-9 oleh Rakai Pikatan, Prambanan adalah nama candi peninggalan Hindu terbesar di Indonesia.
Candi Prambanan memiliki tiga bangunan utama yang melambangkan Trimurti, tiga dewa utama dalam agama Hindu. Mereka adalah Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.
Di sini, Dewa Siwa lebih dimuliakan sehingga bangunannya paling tinggi, mencapai 47 m. Prasasti Siwagrha bahkan menyebutkan bahwa nama asli Prambanan adalah Siwaghra yang berarti rumah Siwa.
Awalnya, terdapat total 240 bangunan termasuk Trimurti dalam kompleks ini. Namun, saat ini hanya tersisa 18 sementara lainnya belum selesai dipugar.
Candi Prambanan memiliki ciri khas arsitektur yang tinggi dan ramping. Keunikan lainnya, ia terletak tepat di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Letaknya yang di tepi jalan raya membuatnya mudah dijangkau mobil.
Prambanan juga lekat dengan legenda Rara Jonggrang. Dikisahkan bahwa ia meminta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi dalam semalam sebagai syarat untuk menikahinya.
Saat misi hampir selesai, Rara Jonggrang melakukan tipu muslihat agar bangunan terakhir gagal dibangun. Ia pun dikutuk menjadi arca Durga yang kini berada di ruang utara Prambanan.
3. Sewu
Terletak tak jauh dari Prambanan di Klaten, monumen ini juga terkait dengan legenda Rara Jonggrang. Ia dikisakan sebagai 999 candi yang sudah dibangun oleh Bandung Bondowoso.
Meski dinamai sewu, sebenarnya hanya ada 249 bangunan di sini. Semuanya dibangun di lahan seluas 185 m x 165 m, membuatnya menjadi kompleks candi Budha di Indonesia terbesar kedua setelah Borobudur.
Terlepas dari legenda, Sewu diduga dibangun di masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Mataram Kuno. Usianya lebih tua dari Prambanan dan Borobudur.
Seperti Prambanan dan Borobudur, Sewu juga bisa jadi tempat asik untuk menikmati sunset. Anda bisa menunggu matahari terbenam sambil meminum kopi hangat dan berbincang dengan keluarga.
4. Sukuh
Sukuh bisa dibilang sangat unik dan berbeda dengan candi candi di Indonesia yang lain. Terletak di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, bangunannya justru mirip dengan piramida suku Inca dan Maya kuno.
Bangunannya pun menghadap ke kiblat atau barat. Padahal biasanya, candi candi di Indonesia selalu menghadap ke arah timur.
Sukuh juga dianggap kontroversial karena memiliki relief-relief berbentuk alat kelamin manusia. Selain itu, terdapat juga patung-patung garuda bertubuh manusia, kura-kura, gajah berpelana, dll.
Sukuh diperkirakan dibangun tahun 1437 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Meski demikian, terdapat spekulasi bahwa ia sebenarnya sudah berdiri jauh sebelum pemerintahan Brawijaya.
5. Muara Takus
Muara Takus merupakan situs candi tertua di Sumatera dan satu-satunya di Riau. Ia menjadi bukti bahwa agama Buddha pernah berkembang di tempat ini.
Belum diketahui secara pasti kapan Muara Takus didirikan. Satu versi menyebut abad ke-4, sedangkan beberapa versi lain menduga ia baru ada di abad ke-7, 9, dan 11.
Yang jelas, ia dianggap sudah ada di era keemasan Sriwijaya. Beberapa ahli pun memperkirakan Muara Takus sebagai salah satu pusat pemerintahan saat itu.
Muara Takus dibangun menggunakan material batu pasir, batu bata, dan batu sungai. Berbeda dengan di Jawa yang rata-rata menggunakan batu andesit dari pegunungan.
Arsitekturnya pun unik dan berbeda dengan yang lainnya. Arca-arca di dalamnya justru memiliki kesamaan dengan stupa kuno di India, Myanmar, Sri Lanka, dan Vietnam.
Muara Takus terdiri dari 4 bangunan utama, yaitu Tio, Mahligai, Palangka, dan Bungsu. Ia juga dihiasi patung dan arca berbentuk singa yang melambangkan kekuatan yang baik.